Just another WordPress.com site

Sang Penakluk

http://www.widgipedia.com/widgets/orido/katara-6511-8192_134217728.widget?__install_id=1248336094072&__view=expanded

Salam semangat Mahasiswa…
Dalam memontem semangat pendidikan di Bulan Mei ini DEMA STAIN Padangsidimpuan akan melaksanakan Pekan Olahraga, Seni Budaya, dan Ilmiah (POSBI) se-Tabagsel
Bentuk Acara ini didesain dlam bentuk perlombaan tingkat SMA dan Mahasiswa. Yaitu Lomba Futsal Tingkat Mahasiswa STAIN Psp., dan Lomba Badminton, Catur, Festival Band tingkat SMA se-Tabagsel. Dan untuk lebih jelasnya silakan baca atau Download langsung Proposal Kegiatan dan Petunjuk Umum POSBI di bawah ini..>>> Selamat membaca!!

Klik Disini Untuk mendownload :
1. PROPOSAL KEGIATAN POSBI
2. PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN POSBI
3. FORMULIR KEGIATAN POSBI

LATAR BELAKANG
Menyadari bahwa pentingya memaksimalkan potensi dalam diri manusia maka dibutuhkan suatu upaya untuk menyadari bahwa Allah SWT telah memberikan potensi yang luar biasa bagi manusia, terkadang tanpa kita sadari dan pahami, bahwa potensi yang ada didalam diri manusia merupakan kekuatan untuk menjadi manusia yang lebih baik dan bertaqwa kepada Allah SWT. Potensi adalah suatu kekuatan yang belum dimanfaatkan dan dimaksimalkan, oleh karena itu perlu adanya faktor eksternal yang bisa memberikan stimulus-stimulus terhadap pencapain potensi yang mampu di eksplorasikan.
Dengan eksplorasi potensi kita bisa menjadi manusia yang mencapai kesuksesan dengan kesempurnaan daya potesi yang kita miliki. Dalam pembelajaran Psikologi Agama, potensi adalah bahagian dari penjiwaan kita terhadap sesuatu yang mampu membuat kita melakukan suatu perbuatan dalam bentuk gejala jiwa, kemudian bila dalam pembelajaran Psikologi Komunikasi dikenal dengan adanya motivasi yaitu dorongan dalam diri manusia, dalam tahap-tahapannya: ada yang disebut sensasi, persepsi, memory dan aksi.
Korelasi tersebut dapat kita perhatikan melalui pelaksanaan kegiatan yang berorientasi pada variasi jenis kegiatan yang dimaksud, sehingga dapat memaksimalkan potensi yang ada di dalam diri manusia. Setelah potensi tersebut dapat dimaksimalkan sehingga kita menjadi bahagian yang dapat mewujudkan TABAGSEL menjadi Provinsi Sumatera Tenggara. Tawaran acara ini juga merupakan bahagian dari promosi STAIN Pdangsidimpuan. Dengan bangga dan optimisme Dewan Mahasiswa (DEMA) STAIN Padangsdimpuan menghadirkan PEKAN OLAHRAGA, SENI BUDAYA DAN ILMIAH (POSBI) tema: Eksplorasi Potensi Insan Akademis dan Berakhlakul Kharimah dalam Mewujudkan Provinsi Sumatera Tenggara.

LANDASAN KEGIATAN
1. Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada Para Malaikat: “Bersujudlah kamu kepada Adam”, Maka merekapun bersujud kecuali iblis. Dia tidak Termasuk mereka yang bersujud. (Q.S Al-A’raaf: 11)
2. Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam Keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan Kami beri Balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.( Q.S. An-Nahl: 97).
3. Merupakan Program Kerja DEMA STAIN Padangsidimpuan.
4. Momentum untuk mewujudkan TABAGSEL menjadi Provinsi Sumatera Tenggara.
5. Momentum dan Quantum untuk mengeksplorasikan potensi yang ada di dalam diri manusia agar menjadi insan akademis dan berakhlakul kharimah.
6. Tahap Promosi STAIN Padangsdimpuan.

NAMA KEGIATAN
Pekan Olahraga, Seni Budaya dan Ilmiah (POSBI) Se-Tabagsel Menuju Provinsi Sumatera Tenggara, Dewan Mahasiswa (DEMA) STAIN Padangsdimpuan.

TEMA KEGIATAN
”Dengan POSBI kita Eksplorasi Potensi Insan Akademis yang Berakhlakul Kharimah dalam Mewujudkan TABAGSEL menjadi Provinsi Sumatera Tenggara”

TUJUAN DAN MANFAAT KEGIATAN
1. Memunculkan dan membina bakat serta potensi para generasi muda dalam bingkai POSBI.
2. Membantu generasi muda menempa mental, fisik, dan intelektual dalam bingkai POSBI
3. Menghindari para remaja dari kegiatan-kegiatan negatif.
4. Memberikan tambahan pengetahuan dan pengalaman kepada generasi muda untuk dapat bereksplorasi potensi.
5. Tahap Promosi STAIN Padangsdimpuan.
6. Mewujudkan TABAGSEL menuju PROVINSI SUMATERA TENGGARA.

TARGET KEGIATAN
1. Termotivasinya Generasi Muda dalam mengikuti ajang yang lebih bergengsi yang dapat membawa nama baik Bangsa dan Negara.
2. Optimalisasi kreatifitas seni dan intelektual para Generasi Muda.
3. Terbinanya silaturahim antar Generasi Muda.
4. Membangun Generasi Muda menjadi Insan Akademis dan Berakhlakul Kharimah.
5. Terwujudnya TABAGSEL menuju PROVINSI SUMATERA TENGGARA.

TEMPAT DAN WAKTU KEGIATAN
Hari
Selasa s/d Sabtu
Tanggal
10 s/d 14 Mei 2011
Waktu
08.30 WIB s/d Selesai
Tempat
STAIN Padangsdimpuan
Sekretariat: Kantor DEMA Jl. H.T. Rizal Nurdin Km. 4,5 Sihitang Telp. (0634) 22080 Fax. 24022 Padangsidimpuan 22733 Contact Person: Ibnul Choir Siregar (081264783422) Sumarto Pohan (087891597063)
http://www.dewanmahasiswastainpsp.wordpress.com
email: hamdan_husein@ymail.com

Technical Meeting
Hari
Sabtu
Tanggal
07 Mei 2011
Waktu
08.30 WIB s/d Selesai
Tempat
Auditorium STAIN Padangsdimpuan

Jadwal Kegiatan
No Jenis Kegiatan Keterangan
1 Lapangan (Futsal) 10-12 Mei 2011 Pukul 08.30-16.30
2 Aula (Catur) 10-12 Mei 2011 Pukul 08.30-16.30
3 Auditorium (Badminton) 10-12 Mei 2011 Pukul 08.30-16.30
4 Aula (Debat Ilmiah) 11-12 Mei 2011 Pukul 08.30-16.30
5 Auditorium (Contest Band Religi) 13-14 Mei 2011 Pukul 08.30-16.30

MATERI KEGIATAN
1. Olahraga:
No. Jenis Persyaratan Peserta Keterangan
1. Futsal • Mahasiswa STAIN Padangsdimpuan
• Delegasi masing-masing prodi
• Jumlah team: PAI (5 team), TMM (3 team), TBI (3 team), AS (2 team), PS (2 team), KPI (2 team)
• Mengisi dan menyerahkan formulir kepada panitia
• Mematuhi TATIB yang ditetapkan panitia, dewan juri, dan wasit
• Menyerahkan Pasphoto 3×4 cm sebanyak 2 lembar (masing-masing team)
• Menghadiri Technical Meeting
• Busana sesuai dengan Kode Etik Mahasiswa STAIN Padangsdimpuan Tingkat Mahasiswa STAIN Padangsidimpuan
2. Badminton • Siswa/siswi SMA Sederajat Se-TABAGSEL
• Melampirkan surat rekomendasi dari setiap sekolah
• Delegasi maksimal 2 team: 1 team ganda putra dan 1 team ganda putri
• Mengisi dan menyerahkan formulir kepada panitia
• Mematuhi TATIB yang ditetapkan panitia, dewan juri, dan wasit
• Menyerahkan Pasphoto 3×4 cm sebanyak 2 lembar (masing-masing team)
• Menghadiri Technical Meeting
• Busana sopan Tingkat Siswa/siswi SMA Sederajat Se-TABAGSEL
3. Catur • Siswa/I SMA Sederajat Se-TABAGSEL
• Melampirkan surat rekomendasi dari setiap sekolah
• Delegasi maksimal 2 orang
• Mengisi dan menyerahkan formulir kepada panitia
• Mematuhi TATIB yang ditetapkan panitia, dewan juri, dan wasit
• Menyerahkan Pasphoto 3×4 cm sebanyak 2 lembar (masing-masing team)
• Menghadiri Technical Meeting
• Busana sopan Tingkat Siswa/siswi SMA Sederajat Se-TABAGSEL

2. Seni dan Budaya
No. Jenis Persyaratan Peserta Keterangan
1. Contest Band Religi • Berasal dari wilayah TABAGSEL
• Mengisi dan menyerahkan formulir kepada panitia
• Mematuhi TATIB yang ditetapkan panitia, dewan juri, dan wasit
• Menyerahkan Pasphoto 3×4 cm sebanyak 2 lembar untuk setiap personil band
• Menghadiri Technical Meeting
• Membayar uang pendaftran Rp 70.000,-
• Busana sopan Tingkat umum se-TABAGSEL

3. Ilmiah
No. Jenis Persyaratan Peserta Keterangan
1. Lomba Karya Tulis Ilmiah • Siswa/I SMA Sederajat Se-TABAGSEL
• Mengisi dan menyerahkan formulir kepada panitia
• Mematuhi TATIB yang ditetapkan panitia, dewan juri, dan wasit
• Menyerahkan Pasphoto 3×4 cm sebanyak 2 lembar untuk setiap personil group debat ilmiah
• Menghadiri Technical Meeting
• Busana sopan Tingkat Siswa/siswi SMA Sederajat Se-TABAGSEL

4. Hadiah
 Terbaik 1 Tropi Tetap STAIN
POSBI SE-TABAGSEL
Uang Pembinaan
Piagam
Mercendise Sponsor
 Terbaik 2 Tropi Tetap STAIN
POSBI SE-TABAGSEL
Uang Pembinaan
Piagam
Mercendise Sponsor
 Terbaik 3 Tropi Tetap STAIN
POSBI SE-TABAGSEL
Uang Pembinaan
Piagam
Mercendise Sponsor
 Favorit Tropi Tetap STAIN
POSBI SE-TABAGSEL
Uang Pembinaan
Piagam
Mercendise Sponsor

SUMBER BIAYA
1. Dana DIPA STAIN Padangsdimpuan
2. Sponsor utama
Perusahaan yang memberi partisipasi sebesar 30% daritotal biaya yang diberikan adalah kombinasi dari perlengkapan dan uang, atau sepenuh nya berupa barang yang dibutuhkan pada acara tersebut dengan persentase sebesar 60%
Maka logo atau label perusahaan sebagai sponsor utama akan dimuat pada:
1. spanduk pemberitahuan
2. Dekorasi panggung dan lokasi
3. Brosur
4. kaus panitia
5. Piagam
6. Undangan
7. Trophy
8. Id cardpanitia dan peserta
Kemudian pihak sponsor utama akan mendapatkan kesempatan dalam penyerahan trophy dan hadiah yang secara teknis nantinya akan diatur oleh panitia.
Pihak sponsor utamajuga diberikan kewenanganuntukmelakukan pengawasan dan perubahan acara yang dianggap tidak merugikan penyelenggara dan tidak menyalahi undang-undang yang berlaku dilingkungan kegiatan tersebut.

3. Sponsor Pendamping
Perusahaan yang memberikan partisipasi sebesar 30% dari total biaya yang dibutuhkan. Dan tidak menutup kemungkinan partisipasi yang diberikan adalah kombinasi antara perlengkapan, atau sepenuh nya berupa barang yang dibutuhkan pada acara tersebut dengan persentase 30%. Diluar apa yang telah dipersiapkan sponsor utama.
Maka logo atau label perusahaan sebagai sponsor pendamping dimuat pada:

1. Dekorasi
2. Brosur
3. Undangan
Kemudian pihak sponsor pendamping akan mendapatkan kesempatan dalam penyerahan TROPHY dan hadiah yang secara teknis akan diatur oleh panitia
-bantuan panitia
-kontribusi peserta
-bantua yang tidak mengikat

PENUTUP
Demikian proposal kegiatan ini kami perbuat dengan harapan bantuan pemikiran dan partisipasi materil dari berbagai pihak. Mungkin dari segi konsep menyangkut pemakaian kata, istilah dan desainnya serta konsep acaranya, proposal ini masih jauh dari kadar sempurna. Itu bukan berarti tidak keseriusan, melainkan salah satu cermin proses pemikiran-pemikiran yang selalu memerlukan pembenahan dan peningkatan sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang juga masih jauh dari kesempurnaan, tapi kami sangat yakin semuanya akan bisa dijadikan lebih baik. Dan lebih maksimal dengan adanya bantuan serta dukungan dari berbagai pihak nantinya. Mudah-mudahan acara ini dapat terselenggara dengan sukses, karena itu juga merupakan kesuksesan kita bersama untuk generasi pelajar kita. Atas partisipasi yang diberikan, kami mengucapkan banyak terima kasih.

PENGESAHAN

Padangsidimpuan, 14 April 2011

PANITIA PELAKSANA

Ketua Panitia Sekretaris

Ibnul Choir Siregar Sumarto Pohan
Nim. 08. 330 0060 Nim. 08. 110 0021

Mengetahui

An.Ketua STAIN Padangsdimpuan Ketua DEMA
Pembantu Ketua III

H. Ali Anas Nasution, M.A M a n c a r
Nip. 19680715 200003 1 002 Nim. 07. 311 292

Lampiran 1
SUSUNAN KEPANITIAAN

PEKAN OLAHRAGA, SENI BUDAYA DAN ILMIAH (POSBI)
SE-TABAGSEL MENUJU PROVINSI SUMATERA TENGGARA DEWAN MAHASISWA (DEMA) STAIN PADANGSDIMPUAN

Penanggung Jawab : Dr. H. Ibrahim Siregar, MCL
Pengarah : H. Ali Anas Nasution, MA
Dra. Hj. Rahmiati
Aswadi Lubis, M.Si
Safriadi Hasibuan, S.Pd

I. PANITIA PELAKSANA

Ketua : Ibnul Choir Siregar
Sekretaris : Sumarto Pohan
Bendahara : Enni Murni

Seksi-Seksi
A. Seksi administrasi & kesekretariatan
Kordinator : Debbi Pane
Anggota : Nila Jayanti
Efrida

B. Seksi Perlombaan Futsal
Kordinator : Miftahul Husni
Anggota : Saddam Husein

C. Seksi Perlombaan Badminton
Kordinator : Parsaulian
Anggota : Ali Syahrin

D. Seksi Perlombaan Catur
Kordinator : Hamdan Husein batubara
Anggota : Parlindungan Siregar

E. Seksi Perlombaan Band Religi
Kordinator : Rahmad Kurniawan
Anggota : Raudatul Husna Sigalingging

F. Seksi Perlombaan Debat Ilmiah
Kordinator : Irfan
Anggota : Nurlaila Sijabat

G. Seksi Perlengkapan dan peralatan
Kordinator : Hasmar Husein Batubara
Anggota : Nuralamiah Dalimunthe
Erni Yusnita

H. Seksi Publikasi, Dekorasi dan dokumentasi
Kordinator : Irianto Fadly
Anggota : Salwah

I. Seksi Konsumsi
Kordinator : Maidah Siregar
Anggota : M.Yusuf
Solatiah

F. Seksi Humas
Kordinator : Arpan
Anggota: : Hilman Rofi’i

G. Seksi Keamanan
Kordinator : Muhammad Din
Anggota : Abdul Salam Pulungan

I. Bidang Olahraga:

1. Wasit Futsal:
1. Arbanur Rasyid, M.A
2. Safriadi Hasibuan, S.Pd
3. Ahmad Toib Daulay, S.E
4. Miftahul Husni

2. Wasit Badminton:
1. Abdul Azis, S.Ag
2. Abdul Halim Lubis
3. Mancar
4. Parsaulian

3. Wasit Catur:
1. Muchlison, M.Ag
2. Muhammad Sadli Batubara
3. Muhammad Syakir Hamdani
4. Hamdan Huusein Batubara

II. Bidang Seni dan Budaya:

Dewan Juri Contest Band Religi:
1. Zainal Arifin Purba, M.Ag
2. Nahriyah Fata, M.Pd

III. Bidang Ilmiah:

1. Dewan Juri Debat Ilmiah:
1. Dr. H. Ibrahim Siregar, M.CL
2. Drs.Irwan Saleh Dalimunthe, M.A
3. Dr. Ichwansyah Tampubolon, S.Si, M.Ag

mario teguh

Salam Cinta Buat Rekan-Rekan Semuanya..!!

AKU CINTA DEWAN MAHASISWA

”blogerindonesia”

MARIO TEGUH IS MY INSPIRASI

Salam Cinta Buat Rekan-Rekan Semuanya..!!

SALAM PERGERAKAN ..!!!

OLEH  HAMDAN HUSEIN BATUBARA (WAKIL PRESIDENT MAHASISWA STAIN PADANGSIDIMPUAN)

Pentas sejarah perjuangan bangsa Indonesia, tak pernah sepi dari teriakan dan kobaran semangat kaum muda anak bangsa ini. Dari Sabang sampai Merauke genderang perlawanan terhadap imperialisme ditabuhkan. Seolah tak peduli dengan tetesan darah dan air mata yang harus mengalir, yang penting nusantara tercinta harus segera dihantar ke gerbang kebebasan dan kemerdekaan. Perjuangan berat dan melelahkan itu pun akhirnya melabuhkan kemenangan. Tepat pada hari Jumát 17 Agustus 1945, proklamasi kemerdekaan Indonesia dikumandangkan. “Merdeka” itulah satu kata yang penuh getar terucap dari lisan yang diiringi kepalan tangan penuh semangat menggelora.
Gerbang kemerdekaan dan kebebasan yang telah terbuka di depan mata, ternyata bukan perjuangan singkat. Daftar pejuang dan pahlawan nasional yang kita baca dalam literatur sejarah, adalah salah satu bukti perjalanan panjang tersebut. Imam Bonjol, Teuku Umar, Cut Nyak Dien, Pangeran Diponegoro, Pattimura, Fatahillah, serta sederetan nama lainnya telah mengukir sejarah Indonesia dengan tinta emas. Mereka telah membaktikan kiprah mereka untuk membangun republik ini. Begitu pula dengan peran yang telah disumbangkan oleh kelompok cendikiawan dan kaum terpelajar diawal abad ke-20 yang nanti pada akhirnya menjadi cikal bakal perjuangan nasional.
Tanggal 20 Mei 1908, bisa dicatat sebagai pondasi awal pergerakan mahasiswa Indonesia dalam struktur dan mekanisme organisasi modern. Sejumlah pelajar dan mahasiswa yang sedang belajar di STOVIA saat itu, merasa perlu membangun sikap kritis terhadap kondisi bangsa Indonesia yang masih terbelenggu rantai penjajahan. Keresahan mereka untuk membangkitkan kemajuan yang selaras buat negeri dan bangsa, mendorong mereka untuk mendirikan Boedi Oetomo. Pergerakan yang mereka munculkan berkembang pesat, bahkan hanya dalam satu tahun tepatnya di akhir tahun 1909 Boedi Oetomo telah memiliki 40 cabang dengan jumlah 10.000 anggota.
Pergerakan mahasiswa Indonesia pada dekade itu ternyata tidak hanya berkembang didalam negeri saja. Di Belanda, Mohammad Hatta yang pada saat itu sedang belajar di Handelshogeschool Rotterdam mendirikan Indische Vereeninging yang kemudian berubah menjadi Indonesische Vereeninging pada tahun 1922 dan pada akhirnya berganti nama menjadi Perhimpunan Indonesia pada tahun 1925. Hatta bersama kawan-kawannya saat itu sangat intens melakukan berbagai diskusi.
Selain Boedi Oetomo dan Indische Vereeninging yang dipelopori kelompok mahasiswa dan kaum terpelajar, pergerakan bangsa ini pun juga diwarnai dengan munculnya Indische Partij yang menekankan prioritas perjuangan mereka untuk melontarkan propaganda kemerdekaan. Diwaktu yang bersamaan Sarekat Islam (SI) dan Muhammadiyah yang beraliran nasionalis demokratis dengan dasar agama serta Indische Sociaal Democratische Vereeninging yang berhaluan marxisme juga ikut bergelut dalam medan pergerakan dan perjuangan meraih kemerdekaan.
Lahirnya Boedi Oetomo, Indische Vereeninging, dan gerakan terorganisir lainnya pada saat itu, adalah satu episode penting permulaan sejarah Indonesia yang ditandai dengan tampilnya generasi pembaharu dengan kaum terpelajar dan mahasiswa sebagai garda terdepan. Estafet perjuangan terus bergulir seperti bola salju yang terus menggelinding, semakin lama semakin membesar. Kesadaran akan persatuan dan kesatuan bangsa untuk bangkit meraih kemerdekaan terus terpatri. Perbedaan suku, bangsa dan bahasa akhirnya melebur setelah sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 diikrarkan.
Prototipe Pergerakan Mahasiswa
Dalam perjalanannya, romantisme pergerakan mahasiswa tidak bisa lepas dari dua segmentasi dasar perjuangan. Seyogyanya dua sisi ini menyatu dalam diri seorang mahasiswa sehingga tercipta tokoh pergerakan yang cerdas dalam tataran konsep dan idealisme, sekaligus cakap mengarahkan arus pergerakan ditengah-tengah perubahan kehidupan sosial yang bergerak sangat cepat.
Pertama, mahasiswa sebagai kelompok elit masyarakat berbasis intelektual dan wawasan yang mumpuni, terus bergerak menggali berbagai potensi kecendikiaan. Intelektual muda dengan latar belakang sains yang berbeda adalah ciri utama mereka. Segala sesuatunya harus dukur dengan standarisasi rasional. Diskusi dan tukar fikiran adalah aktivitas harian yang selalu hangat dalam setiap obrolan. Mereka terus bergerak dalam poros pergerakan intelektual dan dunia akademis yang terus berkembang. Oleh karenanya prestasi akademis harus terus dipacu. Berbagai spesialisasi bidang ilmu harus melahirkan para doktor dan tenanga ahli yang tahan uji.
Kedua, Sosok mahasiswa adalah individu yang tidak terpisahkan dari komunitas sosial kemasyarakatan. Dinamika sosial pun sudah tentu harus menjadi dinamika mereka. Sangat naif jika seorang mahasiswa tidak pernah memberikan kontribusi positif buat masyarakat disekitarnya. Apalagi jika tidak pernah berinteraksi serta tidak peduli. Seorang mahasiswa dalam tataran ideal harus menjadi aktor utama perubahan dan pergerakan sosial. Inderanya selalu peka dengan perubahan sekitar, ia selalu terpanggil untuk memberikan solusi. Bahkan dalam sejarah perjuangan kemerdekaan pun mereka tidak gentar untuk meneteskan peluh dan darah mereka demi membebaskan republik ini dari belenggu penindasan dan penjajahan.
Saya kira siapapun tidak berbeda pendapat tentang dua dimensi dasar karakter pergerakan dan perjuangan mahasiswa diatas. Namun kita akan mulai berbeda pendapat ketika dihadapkan pada realita pluralisme ideologi dan kepentingan yang diusung sebuah pergerakan apapun. Begitu juga dengan pergerakan mahasiswa sepanjang sejarah bangsa ini juga tidak bisa dilepaskan dari pergolakan dan pertarungan ideologi yang diusungnya. Terkadang kepentingan pada saat-saat tertentu atau kondisi yang mengharuskan, membuat gerakan mahasiswa tidak bisa dilakukan dalam satu pola saja.
Sejarah mencatat, rentang waktu antara tahun 1920 – 1945 gerakan mahasiswa hanya terkonsentrasi pada diskusi-diskusi seputar diskursus kebangsaan seperti yang dilakukan oleh Soetomo yang mendirikan Indonesische Studie-club pada tanggal 29 Oktober 1924. Atau apa yang dicetuskan Soekarno dan beberapa rekannya di Sekolah Tinggi Teknik Bandung yang berhaluan nasionalis ketika mendirikan Algemeene Studie-club pada tanggal 11 Juli 1925.
Mari kita coba bandingkan tatkala pergerakan mahasiswa memasuki era 45-an. Sikap penjajah Belanda yang liberal akhirnya melatar belakangi perubahan kebijakan pergerakan dari kelompok studi dan kajian menjadi kekuatan politik dalam bentuk partai dengan tujuan untuk memperoleh basis massa yang lebih luas. Penjajah Belanda cukup memberikan kebebasan bergerak yang cukup pada saat itu. Situasi akhirnya berbeda ketika Jepang berkuasa. Pergerakan mahasiswa yang sudah mengarah kepada pergerakan politik di berangus oleh Jepang. Kegiatan dan aksi yang berbau politik dilarang. Seluruh organisasi pelajar dan mahasiswa dibubarkan sehingga sempat terjadi insiden kecil di Sekolah Tinggi Kedokteran Jakarta yang berujung ketika beberapa mahasiswa dipecat dan dipenjarakan.
Praktis, akibat situasi yang tidak kondusif untuk melakukan pergerakan massif dan terbuka akhirnya mayoritas pergerakan mahasiswa kembali terfokus kepada kelompok studi dan kajian strategis dengan mengambil tempat asrama-asrama mahasiswa sebagai pusat kegatan. Tercatat dalam sejarah, ada tiga asrama mahasiswa yang terkenal berperan besar melahirkan sejumlah tokoh nasional era 45-an. Tiga asrama itu adalah asrama Menteng Raya, asrama Cikini dan asrama Kebon Sirih. Barangkali nama Chairul Saleh dan Sukarni yang terkenal dalam sejarah dengan peristwa Rengasdengklok, adalah mereka yang mewakili era gerakan bawah tanah pada saat itu.
Pasca kemerdekaan spirit pergerakan mahasiswa mulai berubah haluan. Banyak aksi mahasiswa berlindung dibawah payung partai-partai politik. Persoalannya bukan berarti gerakan mahasiswa tidak boleh berafiliasi kepada ideologi atau partai tertentu. Yang menjadi masalah adalah, ketika fanatisme kelompok diangkat diatas kepentingan nasional bangsa ini. Misalnya, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) lebih dekat dengan PNI, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) berafiliasi dengan partai NU, Gerakan Mahasiswa Sosialis Indonesia (Gemsos) dekat dengan PSI atau Himpunan Mahasiswa Islam yang saat itu dekat dengan Masyumi.
Gerakan Mahasiswa dan NKK/BKK
Kontribusi gerakan mahasiswa terhadap pembangunan bangsa pasca kemerdekaan sampai tahun 1978 sangat nyata. Bahkan orde baru yang baru saja runtuh, kelahirannya di bidani oleh gerakan mahasiswa yang dikenal dengan sebutan angkatan ’66. Para aktivis mahasiswa era ini akhirnya menjadi tokoh nasional dan pemegang kebijakan pemerintahan. Beberapa nama seperti Akbar Tanjung, Cosmas Batubara dan Sofyan Wanandi adalah tokoh nasional yang mewakili angkatan 66.
Namun realitas berbeda ketika memasuki era 70-an. Orde baru yang berkuasa saat itu mulai mendapatkan kritikan dan protes mahasiswa. Konfrontasi fisik pun tak terelakkan. Orde baru yang didukung militer berusaha menjadi tameng orde baru. Mahasiswa menilai Golkar sudah mulai melakukan kecurangan. Bahkan beberapa kebijakan pemerintah sudah dinilai tidak berpihak kepada rakyat kecil. Privatisasi dilakukan disana sini. Imbasnya lahir gerakan ‘Mahasiswa Menggugat’ yang dipelopori Arif Budiman serta Wilopo yang membentuk Komite Anti Korupsi.
Sampai tahun 1974 berbagai peristiwa terjadi. Akibat kekecewaan terhadap pemerintah, lahirlah Deklarasi Golongan Putih (Golput) pada tanggal 28 Mei 1971 yang dipelopori oleh Arif Budiman dan Adnan Buyung Nasution dan puncak kekecewaan tersebut terjadi pada peristiwa Malari pada tanggal 15 Januari 1974. Mahasiswa pada saat itu harus berhadapan dengan kekuatan militer yang ditunggangi pemerintah yang berkuasa. Akhirnya nyaris pasca peristiwa tersebut blantika pergerakan mahasiswa sepi.
Akhirnya gerakan massif mahasiswa terjadi lagi pasca pemilu 1977, sampai pemerintah membentuk tim dialog pemerintah yang akan berkampanye di perguruan-perguruan tinggi. Saat itu kampus-kampus diduduki oleh militer. Puncaknya adalah dikeluarkannya SK No.0156/U/1978 tentang NKK/BKK (Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kemahasiswaan). Penerapannya dilakukan secara paksa oleh pemerintah. Konsep ini mencoba mengarahkan mahasiswa hanya menuju pada jalur kegiatan akademik, dan menjauhkan dari aktivitas politik karena dinilai secara nyata dapat membahayakan posisi rezim.
Akibatnya, peran dan gerakan mahasiswa dalam skala intra dan ekstra kampus dalam melakukan kerjasama dan komunikasi politik menjadi lumpuh. Mahasiswa semakin apatis sementara rezim penguasa semakin kuat. Akhirnya pergerakan mahasiswa banyak menyusup kedalam gerakan-gerakan seperti Lembaga Swadaya Masyarakat yang dianggap tidak tersentuh kekuatan refresif penguasa.
Harapan kembali muncul ketika NKK/BKK dihapuskan oleh Mendikbud Fuad Hasan diawal 90-an. Sebagai gantinya keluar Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan (PUOK) yang menyatakan bahwa hanya Senat Mahasiswa Perguruan Tinggi (SMPT) yang diakui sebagai organisasi intra kampus. SMPT membawahi SMF (Senat Mahasiswa Fakultas) dan UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa). Pro kontra tidak sedikit terjadi karena konsep ini pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan konsep NKK/BKK sebelumnya.
Ternyata gerakan perjuangan mahasiswa pasca kemerdekaan justru selalu berhadapan dengan rezim penguasa. Status quo yang begitu kuat sangat sulit diruntuhkan karena penguasa di back up oleh militer yang seharusnya netral. Ketika kita balik lembar sejarah bangsa ini, ternyata pergerakan mahasiswa kembali mencapai puncaknya ketika rezim orde baru berhasl diruntuhkan pada tanggal 22 Mei 1998 yang dikenal dengan gerakan reformasi.
Reformasi dan Reformulasi Gerakan Mahasiswa Menurut Perspektif ‘Saya’
Saya sebenarnya tidak ingin memberi penilaian terhadap kontribusi pergerakan mahasiswa Indonesia sepanjang sejarahnya. Namun dari realita yang ada, saya terpaksa harus mengatakan bahwa pergerakan mahasiswa selalu bergerak dari pondasi yang keropos. Isu yang selalu bisa menyatukan adalah ketika mereka harus berhadapan dengan common enemy (musuh bersama). Seperti yang dilakukan gerakan mahasiswa pra kemerdekaan melawan penjajah dan tatkala mereka harus secara bersama meruntuhkan tembok orde baru yang korup.
Sayangnya, idealisme murni pergerakan mereka sangat mudah tercemari pasca aksi bersama. Terlebih ketika harus berhadapan dengan kedudukan dan janji-janji materil yang menggiurkan. Menurut saya, hal ini adalah salah satu bentuk kemunafikan pergerakan. Akibatnya, proses pembangunan peradaban akan semakin lambat menuju puncaknya. Kita perlu menemukan solusi serius kearah itu dan merupakan suatu hal yang tidak mustahil untuk dilakukan.
Ketika kita berbicara tentang reformasi pergerakan maka sebanarnya kita sedang membicarakan karakteristk dasar seorang aktivis pergerakan sejati. Dan ketika kita ingin membincangkan reformulasi gerakan maka sejujurnya kita sedang membicarakan cita-cita luhur seorang aktivis pergerakan sejati. Agar pergerakan mahasiswa selalu positif dan terarah, maka menurut saya perlu dibangun terlebih dahulu karakter dan keperibadiannya. Nilai-nilai kebaikan universal harus terbentuk terlebih dahulu. Kejujuran, kerja keras, solidaritas, kematangan emosional, kematangan spiritual, dan sebagainya harus terbina dengan baik. Jika tidak, maka yang terjadi hanyalah sebuah pergerakan semu yang dihiasi dengan kepentingan-kepentingan sesaat.
Oleh karenanya, saya lebih cenderung untuk menerapkan teori pembinaan pribadi menurut perspektif Islam sebagaimana yang telah dipraktekkan oleh Rasulullah saw kepada para sahabat-sahabatnya dijalan dakwah. Hal ini dapat kita buktikan dengan keberhasilan Rasulullah saw melakukan perubahan-perubahan besar sejarah manusia yang masih kita rasakan pengaruhnya hingga hari ini. Kurun waktu yang relatif singkat dalam akumulasi masa 23 tahun ternyata begitu kokoh dan mengakar sebagai pondasi peradaban Islam hingga hari ini.
Pembinaan tiga dimensi diri yang meliputi fisik, spritualitas dan intelektualitas secara terencana dan terevaluasi adalah solusi kongkrit untuk melahirkan aktivis pergerakan mahasiswa yang maju dan modern. Ketimpangan salah satu sisi diatas justru akan melahirkan sosok aktivis mahasiswa yang berkepribadian hipokrit. Disamping itu, formulasi pergerakan pun harus jelas. Formulasi meliputi tahapan-tahapan kerja, tujuan dan target baik tujuan jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Gerakan pun harus diarahkan kepada pencapaian target membangun masyarakat madani yang beretika, berilmu dan maju. Menurut saya, jika hal itu belum mampu kita formulasikan maka gerakan apapun sifatnya akan selalu berumur pendek. Wallahu a’lam.

Bos DAN PEMIMPIN

17 Februari 2010 oleh Hamdan husein Batubara

Betapa sering orang gagal untuk menjadi pemimpin karena mereka tidak
berlaku sebagai pemimpin melainkan berlaku sebagai boss. H. Gordon
Selfridge adalah pendiri salah satu department store (pusat
perbelanjaan) di London yang merupakan salah satu department store
terbesar di dunia. Ia mencapai kesuksesan tersebut dengan menjadi
seorang ‘pemimpin’ dan bukan dengan menjadi ‘Boss’. Apakah perbedaan
antara pemimpin dengan boss? Di bawah ini adalah perbandingan yang
diberikan oleh Gordon Selfridge antara orang yang bertipe pemimpin dan
orang yang bertipe boss.
Seorang boss mempekerjakan bawahannya;
Tetapi seorang pemimpin mengilhami mereka,
Seorang boss mengandalkan kekuasaannya;
Tetapi seorang pemimpin mengandalkan kemauan baik.
Seorang boss menimbulkan ketakutan;
Tetapi seorang pemimpin memancarkan kasih.
Seorang boss mengatakan ‘aku’;
Tetapi seorang pemimpin mengatakan ‘kita’.
Seorang boss menunjukkan siapa yang bersalah;
Tetapi seorang pemimpin menunjukkan apa yang salah.
Seorang boss tahu bagaimana sesuatu dikerjakan’
Tetapi seorang pemimpin tahu bagaimana mengerjakannya.
Seorang boss menuntut rasa hormat;
Tetapi seorang pemimpin membangkitkan rasa hormat;
Seorang boss berkata, ‘Pergi!’;
Tetapi seorang pemimpin berkata, ‘Mari kita pergi!’
Maka jadilah seorang pemimpin, dan bukan seorang bos

Sejak 1908 fenomena perubahan yang dilakukan oleh mahasiswa telah dimulai, walau saat itu kebebasan menyampaikan pendapat belum dirasakan sebagai unsur dari sistem demokrasi, masih dianggap sebagai upaya untuk menjatuhkan rezim pemerintahan yang kuat oleh penguasa orba. Saat ini mahasiswa memposisikan diri sebagai gerakan moral penyambung aspirasi rakyat. Di mana ada kebijakan pemerintah yang menyengsarakan rakyat, disitulah mahasiswa ada sebagai pembela. Gerakan mahasiswa sewaktu-waktu dapat melakukan perubahan besar ketika situasi saat itu menuntut mahasiswa bergerak. Itulah kenapa pemerintah selalu mempertimbangkan kekuatan mahasiswa dalam menentukan kebijakan.

Di masa yang akan datang, apakah yang akan dilakukan mahasiswa? Apakah gerakan moral yang selama ini dibangun akan luntur. Jawabannya tidak! Posisi mahasiswa akan sama dengan jaman-jaman sebelumnya sampai tidak ada lagi ketidakadilan dan tirani pemerintah di atas bumi Indonesia. Selama arus kezaliman, penindasan, pengusiran masih berdiri tegak maka tubuh mahasiswa pun akan selalu berpijak dengan kuat untuk melawan arus tersebut. Artinya, tidak ada perubahan pola gerakan mahasiswa dari jaman ke jaman. Yang berubah adalah situasi yang dapat membedakan strategi pergerakan mahasiswa. Kapanpun mahasiswa akan memposisikan diri sebagai kaum intelektual yang senantiasa ingin memberikan sesuatu untuk bangsa Indonesia dengan gerakan moral dan intelektual (moral and intelektuality movement), gerakan opini (opinion movement), dan gerakan sosial (social movement).

Karakteristik Mahasiswa

Tentu kita merasa heran mengapa sikap mahasiswa dari dulu sampai saat ini bahkan yang akan datang selalu sama, konsisten. Sebenarnya ada beberapa karakteristik kuat yang melekat pada diri mahasiswa yang selama ini memunculkan sikap kekonsistenannya dalam bergerak. Pertama, keyakinan atau ideologi, inilah dasar mahasiswa bergerak, inilah dasar yang membuat nurani mahasiswa menyala bak api yang berkobar. Karakteristik inilah yang menyebabkan ruh perjuangan mahasiswa. Ideologi mahasiswa adalah perubahan, tentunya perubahan ke arah yang lebih baik. Mahasiswa tidak akan jera dalam perjuangannya sampai perubahan ke arah lebih baik itu tidak perlu dilakukan lagi, karena saat itu semua kebaikan sudah tertanam kuat dalam setiap individu bangsa ini. Kedua, ikhlas, karakteristik ini adalah kekuatan hati terhadap ideologi atau kekuatan iman. Saat karakteristik ini tertanam dalam diri mahasiswa, maka apapun yang dimiliki oleh mahasiswa akan diberikan untuk mewujudkan ideologinya. Ketiga, semangat, diri seorang mahasiswa adalah diri pemuda yang setiap saat perasaannya menggelora. Perasaan itulah yang membakar darah pemuda menjadi merah, sehingga menimbulkan semangat yang menggelora. Keempat, aksi nyata, ini adalah realisasi dari keinginan dan tekad yang membaja yang ada dalam diri mahasiswa. Inilah karakteristik terakhir yang diwaspadai oleh siapapun. Karena karakteristik inilah yang dapat menggerakkan kaki-kaki mahasiswa untuk mengadakan perubahan.

Pahlawan-pahlawan Mahasiswa

Peran dan posisi mahasiswa sangat berpengaruh terhadap perbaikan negara ini. Dengan karakteristik yang khas dan melekat kuat dalam diri mahasiswa, maka banyak langkah yang dilakukan oleh mahasiswa dinilai sebagai langkah seorang pahlawan. Seorang pahlawan adalah orang yang dinilai berjasa terhadap perubahan di negara ini. Waktu, pemikiran, tenaga, bahkan darah dan nyawa rela dipersembahkan untuk kepentingan bangsa. Itulah pengorbanan-pengorbanan yang dilakukan oleh seorang pahlawan. Lalu siapakah pahlawan-pahlawan mahasiswa? Kita mungkin pernah membaca sejarah, seorang Arif Rahman Hakim yang disebut Pahlawan Ampera, dan puluhan-puluhan mahasiswa yang gugur dalam peristiwa reformasi, sehingga mereka disebut Pahlawan Reformasi. Lalu siapa lagi? Apakah seorang pahlawan harus selalu gugur? Kita tentu memahami bahwasanya seroang pahlawan adalah orang yang melakukan hal-hal kecil akan tetapi itu menyumbangkan sebuah kontribusi bagi bangsa ini. Kita lihat mahasiswa yang membina anak-anak jalanan dengan berpeluh keringat, itulah pahlawan. Selain itu ada mahasiswa yang rajin menulis dalam rangka kritik terhadap pemerintah, itulah pahlawan. Mahasiswa yang melakukan penelitian demi peningkatan IPTEK, itu juga pahlawan. Artinya kontribusi sekecil apapun yang kita berikan kepada bangsa ini, walau kontribusi itu tidak tercatat dalam buku-buku sejarah, itu merupakan langkah-langkah seorang pahlawan.

Saat ini bangsa Indonesia berada dalam masa transisi, bangsa ini mencari pahlawan-pahlawan yang siap memberikan kontribusi sekecil apapun kepada bangsa ini. Bangsa ini tidak butuh ucapan, tapi butuh amal-amal nyata para pahlawan. Seorang pahlawan tidak memegang prinsip NACO (No Action, Concept Only). Kepada mahasiswalah bangsa ini berharap, mahasiswalah yang harus menjadi para pahlawan-pahlawan pembawa panji-panji perubahan. Seorang pahlawan pembawa panji perubahan tidak akan puas dengan karya-karya pendahulunya, dia akan terus berkarya sampai darah dalam dirinya tidak mengalir dengan deras lagi.

Hamdan Husein (Wakil DEMA STAIN Padangsidimpuan)
Memang banyak yang pergi
Tidak sedikit yang lari
Sebagian memilih diam bersembuyi
Tapi… Perubahan adalah kepastian
dan untuk itulah kami bertahan
Sebab kami tak lagi punya pilihan
Selain terus melawan sampai keadilan ditegakan!

Kawan… kami masih ada
Masih bergerak
Terus melawan!
BERSATULAH MAHASISWA…

BERGERAKLAH BERSAMA…

MENUJU BANGSA SEJAHTERA YANG KITA CINTA…